Minggu, 03 Januari 2010

Memilih Kata dan Menggunakan Ejaan

Memilih Kata dan Menggunakan Ejaan
OLEH
AHMAD FATONI

1. Kosakata
Pada dasarnya tujuan pengajaran bahasa adalah agar para siswa terampil berbahasa, yaitu terampil menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kualitas keterampilan berbahasa seseorang jelas bergantung kepada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya. Dalam salah satu kertas kerja pada Seminar Penulisan Bahan Pengajaran Bahasa yang diadakan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, telah dikemukakan betapa pentingnya peranan kosakata dalam buku pelajaran bahasa Sekolah Dasar.(Tarigan:1983). Dari pembicaraan di atas dapatlah ditarik kesimpulan (yang sekaligus dapat dijadikan pedoman bagi pembicaraan selanjutnya) sebagai berikut ini:
(i) kuantitas dan kualitas, tingkatan dan kedalaman kosakata seseorang merupakan indeks pribadi yang terbaik bagi perkembangan mentalnya,
(ii) perkembangan kosakata adalah merupakan perkembangan konseptual ; merupakan suatu tujuan pendidikan dasar bagi setiap sekolah atau perguruan,
(iii) semua pendidikan pada prinsipnya adalah pengembangan kosakata yang juga merupakan pengembangan konseptual,
(iv) suatu program yang sistematis bagi pengembangan kosakata akan dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, pendapatan, kemampuan bawaan, dan status sosial,
(v) faktor-faktor geografis juga turut mempengaruhi proses perkembangan kosakata,
(vi) seperti halnya juga dalam proses membaca yang membimbing seseoran dari yang telah diketahui kea rah yang belum atau tidak diketahui, maka telaah kosakata yang efektif pun haruslah beranjak dengan arah yang sama.


1.1 Kosakata Dasar
Kosakata dasar atau basic vocabulary adalah kata-kata yang tidak mudah berubah atau sedikit sekali kemungkinannya dipungut dari bahasa lain. Yang termasuk dalam kosakata dasar ini meliputi:
a) istilah kekerabatan, misalnya : ayah, ibu, anak, adik, kakak, nenek, kakek, paman, bibi, menantu, mertua.
b) nama-nama bagian tubuh, misalnya: kepala, rambut, mata, telinga, hidung, mulut, bibir, gigi, lidah, pipi, leher, dahu, bahu, tangan, pinggang, telapak, betis, kaki, paha, darah, napas.
c) kata ganti (diri, penunjuk), misalnya: saya, kamu, dia, kami, kita, mereka, ini, itu, sini, situ, sana.
d) kata bilangan pokok, misalnya: satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, seratus, seribu, dua juta.
e) kata kerja pokok, misalnya: makan, minum, tidur, berbixara, mendengar, melihat, menangkap, lari, berjalan, mengambil.
f) kata keadaan pokok, misalnya: suka, duka, senang, kotor, bersih, besar, banyak, lambat, cepat, malam, rajin, hidup, mati, haus, lapar, jauh, kaya, tua, susah.
g) benda-benda universal, misalnya: tanah, air, api, udara, langit, bulan, bintang, matahari, tumbuh-tumbuhan. (Tarigan, 1983:9-10).

1.2 Kosakata dan Kehidupan
Manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana komunikasi vital dalam hidup ini. Bahasa adalah milik manusia. Bahasa adalah salah satu ciri pembeda utama manusia dari makhluk lainnya di dunia ini. Bahasa mempunyai fungsi yang amat penting bagi manusia, terutama fungsi komunikatif.
Berbicara mengenai fungsi bahasa, maka buku berjudul “Explorations in the Function of Language” (1973) karya Halliday mau tak mau harus kita bahas. Dalam buku itu, Halliday menemukan tujuh fungsi bahasa, yaitu:
(1) fungsi instrumental (the instrumental function)
(2) fungsi regulasi (the regulatory function)
(3) fungsi representasional (the representational function)
(4) fungsi interaksional (the interactional function)
(5) fungsi personal (the personal function)
(6) fungsi heuristik (the heuristic function)
(7) fungsi imajinatif (the imaginative function)
Perlu kita camkan benar-benar bahwa ketujuh fungsi bahasa tersebut saling mengisi, saling menunjang satu sama lain, bukan saling membedakan (Brown, 1980:194-195).
Bahasa kian berfungsi kepada kita apabila keterampilan bahasa kita kian meningkat. Keterampilan bahasa sang anak akan meningkat apabila kualitas dan kuantitas kosakatanya meningkat pula. Oleh karena itu, setiap guru bahasa harus berusaha memperkaya kosakata anak didiknya.
Bila seorang guru bisa mengatur serta melengkapi suatu program pengembangan kosakata dengan sistematis maka pada prinsipnya dia telah mengubah kehidupan para siswa. Sang guru haruslah menyadari benar bahwa pertumbuhan kosakata bukan hanya sekedar kulit atau pun bagian luar dari hidup kita, tetapi justru merupakan pusat dan inti kehidupan. Pertumbuhan kosakata dapat menuntun serta membimbing para siswa ke arah pengalaman-pengalaman yang lebih luas yang pada gilirannya menurunkan pengalaman-pengalaman baru yang lebih banyak.
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa tugas seorang guru bahasa memang mulia tetapi berat. Dikatakan mulia karena dapat mengubah kehidupan para siswa, dikatakan berat karena perubahan itu haruslah menuju kehidupan yang lebih baik. Itulah sebabnya di samping kuantitas, sang guru juga harus memperhatikan kualitas koakata yang akan diajarkan kepada siswa, agar perubahan kehidupan mereka menuju arah yang lebih baik dan mulia.

2. Kata dan Istilah
Kata adalah unsur bahasa yang diucapkan /dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam bahasa.
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapakan suatu makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu dan memberikan suatu pengertian.

2.1. Sumber Istilah dan Kata Nama
a. Kosakata Bahasa Idonesia
Kata Nama Istilah
Bumi Siliwangi apotek hidup
Kota Bunga daya angkut
Kota Udang garis lintang
Taman Mekar Sari taman burung
Taman Mini Indonesia taman laut
wisata bahari
karang
menara
permata

b. Kosakata Bahasa Serumpun
Asing Bahasa Serumpun
peat gambut
pain nyeri
lead timbel
list senarai
discharge luah
device gawai



c. Kosakata Bahasa Asing
Kosakata asing dapat dijadikan sumber peristilahan Indonesia jika tidak ditemukan padanan dalam bahasa Indonesia atau bahasa serumpun. Istilah baru dapat dibentuk dengan jalan menerjemahkan, menyerap, atau menyerap dan sekaligus menerjemahkan istilah asing.
(1) Istilah Terjemahan
Asing Indonesia
medication pengobatan
network jaringan
brother-in-law ipar laki-laki
(2) Istilah Serapan (penyesuaian ejaan dan lafal)
Asing Indonesia
agent agen
energy energi
mall mal
management manajemen
(3) Istilah Serapan Terjemahan
Asing Indonesia
bound morpheme morfem terikat
subdivision subbagian
playground taman (ber)main
supermarket pasar swalayan
(4) Istilah Internasional
Asing Indonesia
allegro moderato ‘kecepatan sedang dalam
musik’
status quo ‘keadaan yang sekarang’
ceteris paribus ‘jika hal-hal lain tetap tak
berubah’
(5) Istilah Akronim
Akronim Kepanjangan
laser ligh amplification by
stimulated emission of
radiation
radar radio detecting and ranging
sonar sound navigation ranging

2.2 Istilah yang Perlu Anda Ketahui
Demisioner : keadaan tanpa kekuasaan, misalnya cabinet yang telah mengembalikan mandat kepada kepala negara, tetapi masih melaksanakan tugas sehari-hari sambil menunggu dilantiknya kabinet baru.
Insubordinasi : (1) perlawanan atau pemberontakan terhadap atasan dalam hubungan dinas, misalnya awak kapal melawan nahkoda,
(2) keadaan membangkang atau tidak tunduk kepada perintah,
(3) pembangkangan; pendurhakaan; ketidaktaatan; ketidakpatuhan.
Kontroversial: bersifat menimbulkan perdebatan.

2.3 Info Istilah
Fit and Proper test : penelaahan atas tindak tanduk banker, direksi perusahaan, atau pihak manapun, apakah telah pernah melanggar secara sengaja peraturan yang ada.
Free fload system : sebuah kurs yang pergerakannya sangat bebas dan ditentukan sepenuhnya oleh pasar dengan segala variable yang mempengaruhinya.
Letter of intent : surat berisi kesepakatan untuk menjalankan sesuatu atas kemauan sendiri atau desakan pihak lain.

2.4 Padanan Istilah Asing yang Perlu Diketahui
Bagaimana Kita Menyerap Kata Asing?
Unsur bahasa asing yag diserap kedalam bahsa Indonesia harus mempertajam daya ungkap bahasa Indonesia dan harus memungkinkan orang menyatakan makna, konsep atau gagasan secara tepat. Penyerapan unsur bahsa asing itu harus dilakukan secara selektif, yaitu kata serapan yang dapat mengisi kerumpangan konsep dalam bahasa Indonesia untuk kepentingan pemerkayaan daya ungkap bahsa Indonesia mengiringi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Asing Indonesia
photo studio studio foto
copy service layanan fotokopi
home of fashion rumah mode
barber shop pemangkas rambut
barber and beauty salon salon pangkas dan kecantikan
carrier bag tas jinjing
carry-on bag tas serbaguna
2.5 Padanan Istilah Asing yang Perlu Diketahui
Asing Indonesia
abortion pengguguran/aborsi
dubbing sulih suara
performance kinerja
personal property harta pribadi
share broker pialang saham

2.6 Padanan Istilah yang Tepat
costumer service layanan pelanggan
best seller pelaris
benefit keuntungan
door prize hadiah
desert hidangan penutup/pencuci mulut
food court pusat jajan
vacuum cleaner penghisap debu
vegetarian nabatian

3. Kata Baku dan Tidak Baku
Dalam kehidupan sehari-hari terkadang tanpa disadari kita menggunakan kata-kata yang salah alias tidak sesuai dengan ejaan dalam Bahasa Indonesia. Salah satu atau dua ejaan kata dalam tulisan kita mungkin sah-sah saja bagi umum, namun tidak halnya bagi dosen atau guru bahasa indonesia. Ejaan yang baku sangat penting untuk dikuasai dan digunakan ketika membuat suatu karya tulis ilmiah.
Sebenarnya, apakah definisi atau pengertian kata baku dan kata tidak baku? kata baku adalah adalah kata yang benar yang sesuai dengtan ejaan yang disempurnakan, sedangkan kata tidak baku adalah kata yang tidak benar atau kata yang salah, dimana tidak sesuai dengan ejaan yang telah disempurnakan.
Bagaimana untuk mengetahui bahwa kata pada kalimat yang kita tulis tidak menyalahi aturan ejaan baku dan ejaan tidak baku? Cukup dengan membuka buku kamus bahasa indonesia yang terkenal baik yang dikarang oleh yang baik pula sebagai referensi. Contoh Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

3.1 Kata Baku Kata Tidak Baku
aerobik erobik
antre antri
atlet atlit
doa do’a
februari pebruari
frekuensi frekwensi
gubuk gubug
hadis hadist
izin ijin
insaf insyaf
jadwal jadual
jumat jum’at
kompleks komplek
konkret kongkrit
kualitas kwalitas
kuantitas kwantitas
misi missi
nomor nomer
objek obyek
prangko perangko
ramai rame
sutera sutra
teknik tehnik
tenteram tentram
wasalam wassalam
zaman jaman
ziarah jiarah

Dalam bahasa Indonesia ada jenis kata yang diserap dari bahasa sansekerta. Salah satu diantaranya adalah kata bilangan., misalnya,eka, dwi, tri, catur, panca, sapta, dan dasa yang bermakna, ‘satu’, ‘dua’, ‘tiga’, ‘empat’, ‘lima’, ‘tujuh’, dan ‘sepuluh’.
Berbeda dengan kata bilangan dalam bahasa Indonesia, kata bilangan yang disrap dari bahsa sansekerta dalam bahsa Indonesia merupakan unsur terikat. Yaitu unsur yang dapat digabung dengan unsur lain. Sebagai unsur terikat, seperti halnya unsur terikat yang lain, penulisan kata bilangan ini dirangkai dengan unsur yang menyertainya.


Baku Tidak Baku

Eka-  ekasuku eka suku
Dwi-  dwifungsi dwi fungsi
dwiwarna dwi warna
Tri-  tridarma tri darma
tritunggal tri tunggal
Catur-  caturwarga catur warga
caturwulan catur wulan
Panca-  pancasila panca sila
Swa-  swasembada swa sembada
swalayan swa layan
Adi-  adikuasa adi kuasa
adibusana adi busana
Manca-  mancanegara manca negara
Nara-  narapidana nara pidana
narasumber nara sumber

4. Kata Asli dan Kata Serapan
4.1 Kata Asli
Kata asli merupakan kata yang berkembang dari perbendaharaan asli suatu bahasa dan bukan pinjaman.
Contoh :
Adikara : (yang) berkuasa; dengan kekuasaan (secara diktator); dictator; kekuasaan; kewibawaan
Adikodrat : yang melebihi atau di luar kodrat alam
Anjangkarya : berkunjung atau perkunjungan ke salah satu tempat sambil menjalankan tugas ( biasanya dilaksanakan oleh pejabat pemerintah )
Awa : unsur terikat untuk menyatakan hilang; misalnya awahama, mengawahamakan, membersihkan diri dari penyakit
Ayom, mengayomi : melindungi; Pengayoman; perlindungan, lindungan
Bonsai : tumbuhan atau perdu yang tumbuh menjadi sangat kerdil yang diperoleh dengan menanamnya dalam pot melelui cara terntentu
Ejawantah, mengejawantah: penjelmaan; pernyataan; manifestasi; perwujudan atau materialisasi dari suatu posisi, kondisi, situasi, dan kekuasaan
Pakar : ( orang ) ahli, ( orang ) pandai-pandai
Ranah : domain
Warakawuri : wanita yang menjanda karena kematian suaminya

4.2 Kata Serapan
Penggunaan unsur-unsur bahasa asing dalam wacana atau kalimat bahasa Indonesia sangat berkaitan erat dengan masalah sikap bahasa. Sikap bahasa yang kurang positif, kurang bangga dengan bahasa Indonesia yang sebenarnya tidak terjadi. Sebagai bangsa Indonesia kita harus merasa bangga terhadap bahasa Indonesia, oleh karena itu agar tidak mengurangi nilai kebakuan bahsa Indonesia yang digunakaannya , unsur-unsur bahasa asing tidak perlu digunakan dalam pemakaina bahasa Indonesia. Langkah yang dapat kita lakukan adalah mencarikan padanan dalam bahasa Indonesia atau menyerap unsur asing itu sesuai dengan kaidah yang berlaku, seperti yang diatur dalam buku Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah.
Asing Indonesia
Airport Bandar udara ( bandara )
Amandement amandemen
Babby-sitter pramusiwi
Catering jasa boga
Customer pelanggan
Department store toko serba ada
Fast food makanan siap saji
Guide pemandu
Impact dampak
Referendum referendum
Supermarket pasar swalayan
Superpower adikuasa
Supervisor penyelia
Take off lepas landas


Daftar pustaka

Pamungkas. 1972. Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan. Surabaya : Giri Surya.
Badudu, J.S. 1981. Membina Bahasa Indonesia Baku. Bandung : Pustaka Prima.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda